Jumat, 28 Desember 2012

" Kisah Nabi Musa A.s Dan Khidir A.s "

Agama Islam mewajibkan setiap Muslim belajar ilmu sejak ia dilahirkan hingga meninggal. Dan, setiap orang hanya akan mendapatkan ilmu yang dipelajari dan dikaruniakan Alloh SWT kepadanya. Cerita Nabi Musa A.s belajar kepada (Nabi) Khidir A.s ini adalah salah satu yang dikisahkan dalam Al-Qur'an, Surat Al-Kahfi ayat 60-82 beriku ini :
Alloh SWT berfirman, " Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muridnya, "Aku tidak akan berhenti berjalan sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun".

Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikan nya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Nabi Musa A.s kepada muridnya, " Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini".

Muridnya menjawab, 'Tahukah (kamu) Nabi Musa A.s tatkala kita menemukan tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa menyeritakan tentang ikan itu, dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menyeritakannya kecuali setan, dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali".

Nabi Musa A.s berkata, "Itulah tempat yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Lalu mereka bertemu dengan sesorang (Khidir A.s). 

Nabi Musa A.s berkata kepada Khidir A.s, "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepada ku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepada mu (Khidir A.s) ?"
Dia menjawab, "Sesungguhnya kamu (Nabi Musa A.s) sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama-sama aku (Khidir A.s). Dan, bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang hal itu ?".

Nabi Musa A.s berkata, "InsyaAlloh kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun".

Khidir A.s berkata, "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepada ku tentang sesuatu apa pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepada mu".

Maka berjalanlah kedunya, "hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidir A.s melubangi perahu itu, yang mengakibatkan menenggelamkan penumpangnya ?".
Nabi Musa A.s berkata kepada Khidir A.s, " Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar".

Khidir A.s berkata, "Bukankah aku telah berkata, Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku ?".
Nabi Musa A.s berkata, "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaan ku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusan ku".

Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidir A.s membunuhnya. Nabi Musa A.s berkata, "Mengapa kamu membunuh orang lain ? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar".
Khidir A.s berkata, "Bukankah sudah ku katakan kepada mu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku ?".

Nabi Musa A.s berkata, "Jika aku bertanya kepada mu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertai mu, sesungguhnya kamu sudah  cukup memberikan pelajaran kepada ku'.


Maka keduanya berjalan; hingga akhirnya kedunya pun sampai dan bertemu dengan penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka. Kemudian kedunya di negeri tersebut melihat ada dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidir A.s menegakkan dinding itu dan membangun kembali dinding tersebut. Nabi Musa A.s berkata, " Jika kamu mau, kamu dapat mengambil upah kepada pemilik rumah itu, sebagai hak kamu karena telah memperbaiki dindingnya yang hamir roboh itu".


Khidir A.s berkata, "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan ku beritahukan kepada mu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak sabar terhadap ku".

Khidir A.s kemudian menjelaskan tentang semua tindakannya. "soal perahu, itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku merusak perahu itu, karena di hadapan mereka ada seorang Raja yang akan merampas tiap-tiap perahu yang terlihat bagus. 

Sedangkan anak muda itu, mereka akan menjadi anak muda dalam kesesatan dan kekafiran kepada orangtuanya.
Kami menghendaki, supaya Alloh SWT mengganti bagi mereka dengan anak-anaknya itu dengan yang lebih dalam kasih sayangnya kepada ibu bapaknya.

Adapun dinding rumah yang akan roboh itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim, yang dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, dan ayahnya adalah seorang yang soleh, maka Alloh SWT menghendaki agar mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya atau menemukan harta karun itu, sebagai rahmat dari Alloh SWT; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauan ku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya'. " 
(Qs. Al-Kahfi [surah.18]: ayat.60-82)

dipenghujung Desember 2012,
(Kutipan dari berbagai Sumber Kisah Sejarah Islam dan Dongeng Anak Saleh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar